a banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut, salah satunya akibat penggunaan media sosial. Daya tarik yang begitu tinggi pada platform media sosial membuat gen Z lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan bermain media sosial daripada membaca buku. Terlebih di era digital seperti saat ini, mereka mungkin akan menganggap orang yang membaca buku itu sebagai orang yang kudet alias kurang update.
Faktanya, membaca tidak selalu berkaitan dengan buku. Bahkan segala informasi saat ini bisa diakses melalui ponsel kapan saja dan darimana saja. Rendahnya minat baca justru bisa mengakibatkan gen Z mudah terjebak berita hoax lantaran mereka tidak mau membaca informasi secara menyeluruh.
Untuk mengatasi situasi ini, tentu dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak dalam menumbuhkan minat baca pada gen Z. Beberapa upaya berikut ini bisa menjadi alternatif cara mengatasi krisis literasi pada gen Z. Penasaran apa saja? Yuk, simak selengkapnya di sini.
al pertama yang bisa dilakukan sebagai upaya mengatasi krisis literasi pada gen Z, yaitu dengan melakukan transformasi digital pada buku-buku cetak yang dipakai di sekolah. Dengan begitu, mereka bisa jadi lebih dekat dan fleksibel dalam mengakses materi pelajaran. Sama halnya dengan ketika mengakses media sosial, buku cetak yang bertransformasi menjadi buku elektronik bisa dibaca menggunakan ponsel maupun PC tablet. Jadi, mereka tidak perlu lagi membawa buku yang tebal dan berat. Cukup dalam satu genggaman ponsel saja!