Fenomena mahasiswa yang kuliah sambil bekerja bukan merupakan hal baru. Ada beberapa alasan kenapa mahasiswa memilih untuk bekerja seperti keinginan untuk mendapatkan pengalaman kerja, melatih kemandirian, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam menjalankan kedua peran tersebut tentu bukanlah hal yang mudah, terdapat banyak kendala yang harus dialami oleh mahasiswa diantaranya, sulit berkonsentrasi, kesulitan dalam membagi waktu, kehilangan fokus, dan menunda-nunda pekerjaan yang dapat berujung pada kondisi stress.
Stress sendiri memiliki arti hasil dari reaksi ketika dihadapkan pada situasi yang dianggap berbahaya sehingga memunculkan perasaan tertekan baik secara psikis maupun fisik. Pada mahasiswa umumnya memiliki tingkat stress yang lebih tinggi. Mahasiswa yang tidak mampu mengelola stress dengan baik cenderung akan mengalami penurunan dalam prestasi belajar. Penurunan ini dapat memberikan tekanan bagi mahasiswa terutama bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja yang biasanya cenderung kesulitan untuk menerima proses pembelajaran di kampus akibat kesulitan dalam membagi waktu dan pikiran. Tekanan-tekanan dalam bidang akademik akan menimbulkan stressor baru yaitu stress akademik
Stress akademik merupakan suatu kondisi dimana individu memiliki tekanan psikologis yang dapat disebabkan karena adanya penilaian atau ekspektasi yang timbul dalam diri seseorang mengenai performa keberhasilan dalam bidang akademik sehingga memunculkan perasaan kekhawatiran ataupun ketakutan untuk mengalami kegagalan dalam bidang akademik. Stress akademik dapat mengakibatkan perasaan gelisah, cemas, sedih, sakit kepala, jantung berdebar-debar, insomnia dan sebagainya. Bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tentu menginginkan kehidupan antara kuliah dan bekerja berjalan sacara beriringan. Oleh karena itu, disinilah letak pentingnya mengelola stress akademik dengan baik.