Filosofi “Zero to One” dalam Transformasi Digital

slot
slot gacor
slot gacor hari ini

geng138
geng138
wahana99

Read More

Transformasi digital, sebuah istilah yang sering digunakan namun cukup sulit didefinisikan. Singkatnya, transformasi digital merupakan penerapan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas sistem (nondigital) yang sudah ada, atau penciptaan sistem baru yang sebelumnya tidak bisa direalisasikan menggunakan teknologi nondigital.

Akhir-akhir ini, transformasi digital menjadi bahan pembicaraan yang hangat di kalangan eksekutif organisasi karena digadang-gadang mampu menciptakan sebuah “gebrakan yang sangat besar”. Banyak kalangan begitu mengharapkan keajaiban “transformasi digital”, namun mereka tidak tahu harus memulai dari mana. Bagi yang sudah berusaha keras — namun tampaknya belum berhasil — mencari berbagai alternatif penjelasan untuk menjawab pertanyaan “Apa yang salah selama ini?”

Agar lebih mudah dipahami, mari kita ambil sebuah ilustrasi. Bandingkan kondisi Indonesia di tahun 2000 dengan tahun 2023. Coba tebak, transformasi digital dalam bidang apa yang ada di tahun 2023 namun belum ada sama sekali di tahun 2000?

Bidang komunikasi? Pada tahun 2000, telepon genggam dan Internet sudah ada. Teknologi dasar untuk komunikasi antar individu sudah ditemukan jauh sejak dulu. Dalam rentang 2000 – 2023, komunikasi belum bisa disebut sebagai sebuah bidang yang bertransformasi secara digital. Transformasi di bidang komunikasi sudah dimulai sejak abad ke-19, ketika Hertz memproduksi sinyal radio untuk pertama kalinya, membuktikan teori Maxwell yang sebelumnya berhasil menyatukan berbagai penelitian listrik – magnet yang telah dilakukan Coulomb, Volta, Orsted, Ampere & Faraday sekaligus [1]. Momen inilah momen transformasi “0 ke 1”. Dari yang sebelumnya tidak bisa sama sekali, menjadi bisa. Untuk pertama kalinya, kita bisa berkomunikasi secara jarak jauh memanfaatkan gelombang elektromagnetik, sebuah rahasia alam yang belum pernah diketahui sama sekali sebelumnya. Inilah “gebrakan yang sangat besar” yang diharapkan oleh semua orang.

melaporkan bahwa sistem belanja online berbasis Internet sudah ada di Indonesia setidaknya sejak sekitar tahun 1999. Teknologi dasar untuk belanja online sudah ditemukan sejak dulu. Dalam rentang 2000 – 2023, belanja online belum bisa disebut sebagai sebuah bidang yang bertransformasi secara digital. Jika dirunut kembali, “belanja online” sebenarnya hanyalah perluasan dari konsep “komunikasi”. Teknologi kuncinya masih tetap sama, yaitu penemuan gelombang elektromagnetik untuk komunikasi jarak jauh. Sementara itu, teknologi kunci turunannya adalah penemuan personal computer, digitalisasi dan Internet. 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *