Slot Gacor , Slot Gacor , Slot Dana , Mpo Slot
Bicara soal Bena tentu seperti membahas masa lalu. Perkampungan yang berada sekitar 19 kilometer dari Bajawa ini adalah desa megalitikum. Jika sesuai dengan penjelasan ahli sejarah Robert von Heine Geldern bahwa tradisi megalitik masuk ke Nusantara sekitar 2500-1000 SM, maka aku jelas tengah berpijak di pemukiman yang sudah berusia ribuan tahun lamanya.
Pesona wisatanya bisa kalian lihat dari berbagai temuan megalitik yang masih ada di sini seperti sarkofagus, punden berundak, batu melingkar, kuburan batu dan tentunya menhir.
Ada sekitar 45 rumah yang ada di Bena dengan para penghuninya yang berasal dari sembilan suku berbeda. Pada bagian tengah Bena terdapat bangunan yang disebut bhaga (pondok kecil tak berpenghuni) dan ngadhu (bangunan bertiang tunggal dengan atap serat ijuk).
Seperti ciri khas masyarakat kuno, warga Bena juga masih memuja keberadaan Yeta, sang Dewa yang bersinggasana di Gunung Inerie. Yap, kalau kalian ada di Bena, Inerie akan menjadi salah satu pemandangan yang spektakuler karena memang kampung ini tepat berada di kaki gunung setinggi 2.245 meter di atas permukaan laut itu.
Pada setiap tahunnya pada bulan Desember-Februari yang bertepatan dengan musim hujan dan angin, masyarakat Bena akan menggelar ritual adat Reba sebagai perwujudan rasa syukur mereka.
Tentu meskipun sudah ribuan tahun berlalu, masyarakat Bena sama sekali tidak meninggalkan tradisi leluhur mereka. Kendati keyakinan yang dianut sudah berbeda, warga Bena masih setia tinggal di rumah-rumah adat, serta membuat kain tenun dan kerajinan lain yang sudah diwariskan turun-temurun. Hidup dengan kekayaan budayanya, Bena menolak untuk tertinggal.
Penggunaan sistem pembayaran digital adalah salah satu upaya agar masyarakat Bena tak tergilas roda zaman. Mereka membuktikan bahwa kemajuan teknologi bisa berdampingan dengan budaya yang luhur. Sama seperti para pedagang kerajinan di Pulau Komodo yang sudah mengenalkan QRIS untuk pembayaran digital, warga Bena pun demikian.
Saat aku berkunjung ke Bena pada bulan November 2022 silam, ada banyak wisatawan entah lokal atau mancanegara yang sangat terbantu dengan keberadaan QRIS saat berbelanja karena memang sinyal internet sudah mencapai Bena.Tawa Mama Maria salah satu pengrajin kain tenun di Bena berderai. Meskipun kerutnya begitu jelas, Maria dan banyak penghuni Bena lain jelas sudah siap bermigrasi ke ranah digital.